Dia adalah seorang wanita yang cantik, manis, pintar, baik, dan menyenangkan. Semua pria akan tertarik jika berada di dekatnya. Dia memiliki seorang pacar yang juga baik, cerdas, perhatian, dan menarik dari segi fisik. Mereka berdua saling menyayangi. Usia pacaran mereka sudah menginjak lebih dari tiga tahun. Sudah banyak suka dan duka yang dialami mereka berdua. Mereka sudah tidak canggung untuk mengutarakan apa yang mereka pikirkan baik itu berupa saran, kritik, atau pujian. Terlalu banyak memori yang melekat pada kisah cinta mereka.
Sang pacar selalu menginginkan Dia untuk lebih memperhatikan penampilan fisiknya. Seperti cara berpakaian, menjaga bentuk tubuh, bahkan untuk rajin melakukan perawatan. Ya, Dia memang agak cuek dengan masalah penampilan, sehingga aura kecantikannya jarang terlihat. Awalnya terdengar wajar-wajar saja bagi Dia. Pria akan lebih tertarik pada wanita yang berpenampilan menarik bukan? Namun seiring berjalnnya waktu, Dia merasa jengah untuk dituntut selalu berpenampilan menarik. Lama-kelamaan Dia muak dengan sms yang mengingatkan Dia untuk menjaga bentuk tubuh. Terus terang, Dia ilang-feeling pada sang pacar karena masalah itu. Karena rasa cinta dan sayang Dia pada sang pacar, Dia pun menuruti apa yang ‘dianjurkan’ sang pacar.
Dia mengerti kenapa sang pacar menginginkan Dia untuk berpenapilan menarik. Lingkungan dimana sang pacar berada dikelilingi oleh wanita-wanita yang menarik pula. Mungkin sang pacar tidak mau Dia (sebagai kekasihnya) ketinggalan menarik. Apalagi di hadapan teman dan keluarganya. Sang pacar tentu saja merasa puas karena Dia bisa berpenampilan sesuai dengan apa yang diharapkannya. Dia pun senang bila sang pacar senang.
Satu hal yang selama ini Dia tutupi dari sang pacar. Dia bertemu dengan pria lain. Dia tertarik pada pria itu, begitupun sebaliknya. Mereka sudah menjalin komunikasi yang baik sejak dua bulan yang lalu. Mereka bertemu di suatu café, tempat dimana Dia nongkrong setiap selesai menjalani perawatan. Tanpa sepengetahuan sang pacar, Dia pergi hangout dan makan siang bersama pria itu. Dia nyaman berada di dekat pria itu. Dia bisa mendapatkan apa yang Dia tidak dapatkan dari sang pacar. Hal yang esensial bagi Dia. Kedewasaan, pengalaman, pengetahuan, pengertian, dan kecukupan materi. Meski dari segi fisik, sang pacar lebih unggul dari pria itu. Tapi bagi Dia, fisik bukanlah hal yang esensial dalam menjalani hubungan yang serius.
Wajar jika pria itu lebih unggul dari sang pacar. Usia pria itu lebih dewasa sekitar sembilan tahun dari sang pacar. Namun kembali pada masalah kenyamanan, Dia merasa lebih nyaman berada di dekat pria itu. Tidak ada ocehanan tentang penampilan, bentuk badan, cara duduk, dan tuntutan semacamnya. Dia sudah sering mendiskusikan beberapa topik pembicaraan yang beragam. Seperti tentang wanita, keluarga, pekerjaan, hobi, hingga hal yang berat seperti kehidupan.
Setelah cukup lama berkomunikasi dan hubungan mereka pun semakin dekat, Dia merasa aneh pada pria itu. Kenapa pria itu tidak pernah mempertanyakan status hubungan Dia, seperti apakah sudah punya pacar atau belum? Hal yang biasanya pria-pria tanyakan apabila mendekati dirinya. Pada akhirnya Dia sendiri yang bertanya pada pria itu tentang status hubungannya. Pria itu menjawab, “I’m single.” Dia hanya mengangguk, dan pria itu meneruskan ucapannya, “Aku tidak peduli apakah kamu punya pacar atau tidak. Karena jika aku menginginkan kamu, aku akan langsung meminta kamu untuk menjadi istriku. Apakah kamu mau atau tidak, itu terserah kamu. Bagiku, hubungan yang sah adalah pernikahan. Eniwei, aku suka kamu kok.” Kini hati Dia bergetar.
Dia bimbang. Ia harus bagaimana? Apakah Dia akan melanjutkan hubungan dengan pria ini atau tidak? Terus terang Dia tertarik dan merasakan ada benih-benih yang tumbuh selama ia dekat dengan pria itu. Banyak kecocokan yang ia butuhkan, yang ia harapkan dari seorang pria. Tidak pernah ia merasa seaman dan senyaman ini -secara dewasa- bersama sang pacar. Sang pacar yang sudah lebih dari tiga tahun bersama dirinya. Muncul keraguan pada Dia apakah ia akan bahagia dan nyaman apabila menjalin hubungan serius dengan sang pacar. Dia mulai membuat uraian plus dan minus sang pacar dan dirinya, hingga solusi dan upaya penerimaan perbedaan yang mungkin bisa ditolerir.
Ah, sang pacar menginginkan Dia untuk selalu berpenampilan menarik dan menjaga penampilan tubuhnya tetap proporsional. Dia pening. Ia capek dengan tuntutan itu dan detik ini adalah akumulasi kemuakan Dia pada tuntutan sang pacar. Selalu, dan selalu penampilan fisik!
Ada semacam titik yang kini terhapus. Titik yang membelenggu Dia untuk tetap bersama sang pacar. Dia menghela nafas. Kemudian tersenyum mengingat pernyataan pria itu, “bagiku hubungan yang sah adalah pernikahan…”
Well, tidak ada salahnya jika Dia sedikit ‘nakal’ untuk dekat dengan pria lain selain kekasihnya. Bukankah Dia masih memiliki kesempatan untuk mencari dan mendapatkan yang terbaik?
Tampilkan postingan dengan label Imagic. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Imagic. Tampilkan semua postingan
Selasa, 18 Januari 2011
Sabtu, 01 Januari 2011
My Scraps !
Hi folks! Pulang ke kos, aku beres - beres kamar. Banyak banget barang yang harus check out dari kamarku yang berukuran almost 3x3m. Maklum, lagi skripsi jadi buku saya bertambah, hihihihi.
Setelah terkumpul, sayang banget rasanya kalau barang-barang ini throw away begitu saja. Sampah-nya makin banyak, sementara barang-barang ini masih bisa digunakan gitu loh! (I'm a earth lover? Mabey yah, mabey noh.^^)
Kukorek kembali kardus barang yang hampir ku buang. Isinya ada kertas warna-warni, manik-manik, pita-pita, karton bekas, krayon yang cukup usang...dan semua itu numpuk dengan status enggak jelas di kamarku.
Aku mikir... dibikin apa ya...??
(mikir keras mode: on)
Dan akhirnya, Taraaaa...!! This is it! Scraps books a la chef Mita, (hihhihi). Check these pics, enjoy it (^^)
check : http://www.facebook.com/home.php#!/album.php?aid=2072978&id=1350003718
Setelah terkumpul, sayang banget rasanya kalau barang-barang ini throw away begitu saja. Sampah-nya makin banyak, sementara barang-barang ini masih bisa digunakan gitu loh! (I'm a earth lover? Mabey yah, mabey noh.^^)
Kukorek kembali kardus barang yang hampir ku buang. Isinya ada kertas warna-warni, manik-manik, pita-pita, karton bekas, krayon yang cukup usang...dan semua itu numpuk dengan status enggak jelas di kamarku.
Aku mikir... dibikin apa ya...??
(mikir keras mode: on)
Dan akhirnya, Taraaaa...!! This is it! Scraps books a la chef Mita, (hihhihi). Check these pics, enjoy it (^^)
check : http://www.facebook.com/home.php#!/album.php?aid=2072978&id=1350003718
Rabu, 08 Desember 2010
Cara Menghemat Uang Cara Gue! Hahahaha.
Guys, akhir-akhir ini pengeluaran gue bertambah. Gue membuat list, kemana aja uang itu mengalir. Dan…yup! Gue tau sekarang duit itu ngalir ke (gue list dari yang paling banyak) bensin, fotokopi, laundry, pulsa (handphone+modem), jajan, dan…makan. Eniwei, pengeluaran shodaqoh nggak perlu ditulisin ya? Hehehe. (Gubraaakkk.)
Gue mulai berfikir how to deal dengan list pengeluaran gue. Masalah bensin tentu aja berhubungan dengan aktifitas gue. Gue suka jalan-jalan. Jalan-jalan loh, bukan jalan-jalan sambil jajan-jajan. Apalagi sekarang lagi nulis skripsi (guys, BAB I gue nggak kelar-kelar!!!! Hiks.), gue makin sering pergi-pergi ke perpus, tempat penelitian, kampus, dan…nyari buku di toko-toko buku. Kadang gue sengaja ke tempat kos temen-temen gue buat diskusi. Apalagi pas denger di berita kalau kuota BBM subsidi mau dikurang, specially buat yang pake plat hitam. Huff. So… how to deal??
Gue usahain nggak keluar kos kalau nggak perlu-perlu amat. Tanamkan di dalam hati dalam-dalam, “Di Jogja itu panas, kalo siang-siang keluar kulit gue jadi gelap. Bukannya gue takut gelap, tapi kalau pulang ke rumah, nanti gue dikira anak orang! Masalahnya, keluarga gue kulitnya putih-terang gitu deh. Kalau mau janjian ma temen, nebeng aja gpp. Bikin aja alesan males bawa motor atau capek. Tapi jangan keseringan sih… Ntar kalau temen lo ngaret gimana? Gue nggak suka ngaret ya teman-teman (Ownyeeahh??)” So, klaau mau keluar, mending keluar pagi-pagi dan sore hari. Kalau mau belanja, nitip sama temen yang mau belanja aja. yah…kasih tip seribu juga gpp, daripada keluar 4500 (harga satu liter bensin)? Hahaha.
List yang kedua yaitu, fotokopi. Bagian yang ini, gue agak bingung. Gue ngabisin duit fotokopi buat referensi skripsi gue. Dan…gue emang selalu berusaha hemat fotokopi. Karena gue juga sayang sama kertas-kertas (Gue anggota greenpeace gitu lohhh!). Ahhh…andai aku punya Samsung galaxy atau IPad. Sudah tentu aku bisa menghemat lebih banyak kertas. Tapi buat tu gadget, gue musti nabung setaun kaliiii. So… how to deal?
Yang sekiranya bahannya dikit, gue catet aja. Yang banyak bahannya, pinjem bukunya. Kalau ada kamera digital, foto aja terus pindah ke laptop. Tapi yang kayak gini jangan keseringan, kasian mata gue kalo liat monitor terus. Gue pernah nyoba soalnya. Mata gue capek bo! Ternyata benar kata kitab suci nabi Muhammad SAW, membaca (buku) itu penting dan…menyegarkan! Oh, I love reading so much!
List yang selanjutnya, that is laundry. This section relating with my beauty skin. Lo semua tau sendiri kan, Jogja itu panas banggeeett. Apalagi di daerah gue plus gue yang sering keluar-keluar. Jangan heran deh kalau tiap balik ke Bandung, wajah gue agak ‘special’ dengan saudara gue yang lain. Ow, before, thanks for my Sister, Nadia, yang udah ngajak perawatan. it is usefull sist, kulit wajah gue kembali lembut dan cerah. Tinggal bintik-bintik hitam bekas jerawat. But it doesn’t matter. Sooner it will lost from my fave, and I will not let it ever and ever come again! Kasian kan sama cowok-cowok yang suka sama gueee…, mereka pasti sedih liat wajah gue ada bintang hitam-nya. Hahahahahahahahahahaha, naajjongg!! Ok, gue maklum kalo londrian gue banyak. Gue sering berkeringat dan gue agak aktif jadi celana gue sering kotor. Apalagi jilbab dan daleman kerudung. Seminggu gue bisa londri baju ampe 15.000-20.000. Di daerah gue kondri perkilo 2500, sedangkan di bandung (daerah gue) harga perkilo sekitar 4000-6000. Haduh, duit londri kalo dipake nyewa film dapet berapa tuh? Dan… ya… lumayan ngirit lah. Di jogja, 15.000 udah bisa dipake makan buat dua hari. How to deal guys?
Jawabannya, gue nyuci sendiri. Dan gue nggak merasa keberatan buat nyuci baju gue sendiri meskipun kulit tangan jadi agak kasar-kasar gitu… (HIKS HIKS HIKS!!) Untung cowok gue bisa nerima. Bocoran dikit nih, cowok gue agak mengkerut (alisnya) pas tau telapak tangan gue kasar. Soalnya, kulit telapak tangan dia nggak kasar. Sekali lagi, nggak kasar alias halus. Serius. Tapi setelah gue ceritakan panjang lebar kali panjang, dia ber-“Ohh…” terus dia senyum gitu dehhh… owowowowowoww. Hal terindah kalo pacaran itu salah satunya adalah bisa saling pengertian. “Kalau selese nyuci, jangan lupa pake lotion ya? Biar enggak kering.” Lanjutnya. Gue jadi curiga, jangan-jangan cowok gue nyuci baju sendiri juga ya? Ampe tau gitu, hahaha.
But the best reason of why I prefer wash by myself is : Gue punya fasilitas lengkap buat nyuci! Jadi, kenapa musti gue sia-siain…?? Gue punya banyak ember di kos. Air mengalir dengan lancar dan bersih, dan gue selalu bayar air+listrik. Tempat nyuci juga nyaman dan bersih, berkeramik pula (ya iyalah!). Udah gitu, di tempat gue kan cuacanya panas, jadi kalau jemur baju pasti cepet kering dan gue enggak perlu bayar sinar matahari buat ngeringin baju gue (gue suka yang gratisan bo!). Dan, yang paling gue suka, gue cukup beli detergen 2 sachet alias Rp.1000 untuk cucian sekitar 15000…!! Gue punya banyak hanger dan tempat jemuran di kos juga ada. Setrika? Gue punya kok.
So, tunggu apalagi? Gunakan waktu luang untuk mencuci baju. Lagian, nyuci enggak tiap hari kok. Habis sholat shubuh, rendem cucian. Sambil nunggu ngerendem, kita bisa baca qur’an, peregangan, baca buku, nonton kuliah shubuh di TV, ato bangunin anak-anak kos yang belum pada sholat. Oiya, kegiatan nyuci, jemur baju, ngangkat baju, nyetrika, ampe lipet baju itu olahraga! Buktikan deh, berapa kalori yang kebakar dalam proses cuci-mencuci. Oh…. Aku sukaa…
Menuju list yang selanjutnya adalah, pulsa. And how to deal about this is :
Gue udah mengurangi internetan yang kurang penting alias facebook-an. Haduh, kalau udah ketemu facebook, gue bisa tiga jam buka-buka profil ma ‘nyuri’ informasi dari orang laen! Akhirnya, tugas gue keteteran dan nambah lagi deh ngetem depan laptop buat internetan. Mulai sekarang, yaa… gue enggak langganan lagi sih, gue sekarang ke warnet aja kalau harus nyari informasi. Lumayan, ke warnet gue paling abis 5000. Daripada 100.000 perbulan tapi akses internet nya nggak tiap hari gue pake. FYI, pake hotspot di beberapa spot kampus gue agak…Lola lola lolitaaaa. Gue suka yang aksesnya cepet kayak kuda perang (maksud lo??). Dan, untuk pulsa telekomunikasi. Gue lebih sering pake sms. Whatever. Kalo emang dia perlu pake telpon gue, biar sono aja yang telpon. Hayo, keras-kerasan siapa yang harus telpon! Wakakakakaka. Sori jek! Gue sih, slow aja pake sms… cuz gue belum punya BB. Inget ‘BELUM’, you know, it’s mean what? What you mean deh, gue ngikut aja (Krek-bruketek!).
The last list adalah… jajan dan makan. How to deal??
Halah... masaah jajan ma makan agak mudah, makanya ada di list terakhir. Soalnyaaaaaa.... kadang cowok gue yang traktirin makan! Hahahahahahahahahaha. Gue suka. Gue suka. Gue sukaaaa banget! I love you so much deh! Prikitew.
Sebenarnya ada sih ide buat nambahin uang jajan. Dengan kerja part-time atau berwiraswasta. Tapi, berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami. Saya merasa jadi tidak konsisten dengan tugas utama saya, alias mengerjakan skripsi. Dan, cowok gue juga bilang, fokus aja di skripsi. Keluarga gue juga bilang gitu... Oh, terimakasih. Terimakasih. Gue akan berusaha sekuat tenaga, hingga titik darah pengahbisan! (kayak Naruto aja yang mau nyelametin temennya...)
Sebagai kata penutup, meskipun berat: Oh, indahnya hidup ini… menghemat… menghemat… (Gue nggak tau wajah gue ekspresinya kayak gimana setelah nulis catetan ini).
Gue mulai berfikir how to deal dengan list pengeluaran gue. Masalah bensin tentu aja berhubungan dengan aktifitas gue. Gue suka jalan-jalan. Jalan-jalan loh, bukan jalan-jalan sambil jajan-jajan. Apalagi sekarang lagi nulis skripsi (guys, BAB I gue nggak kelar-kelar!!!! Hiks.), gue makin sering pergi-pergi ke perpus, tempat penelitian, kampus, dan…nyari buku di toko-toko buku. Kadang gue sengaja ke tempat kos temen-temen gue buat diskusi. Apalagi pas denger di berita kalau kuota BBM subsidi mau dikurang, specially buat yang pake plat hitam. Huff. So… how to deal??
Gue usahain nggak keluar kos kalau nggak perlu-perlu amat. Tanamkan di dalam hati dalam-dalam, “Di Jogja itu panas, kalo siang-siang keluar kulit gue jadi gelap. Bukannya gue takut gelap, tapi kalau pulang ke rumah, nanti gue dikira anak orang! Masalahnya, keluarga gue kulitnya putih-terang gitu deh. Kalau mau janjian ma temen, nebeng aja gpp. Bikin aja alesan males bawa motor atau capek. Tapi jangan keseringan sih… Ntar kalau temen lo ngaret gimana? Gue nggak suka ngaret ya teman-teman (Ownyeeahh??)” So, klaau mau keluar, mending keluar pagi-pagi dan sore hari. Kalau mau belanja, nitip sama temen yang mau belanja aja. yah…kasih tip seribu juga gpp, daripada keluar 4500 (harga satu liter bensin)? Hahaha.
List yang kedua yaitu, fotokopi. Bagian yang ini, gue agak bingung. Gue ngabisin duit fotokopi buat referensi skripsi gue. Dan…gue emang selalu berusaha hemat fotokopi. Karena gue juga sayang sama kertas-kertas (Gue anggota greenpeace gitu lohhh!). Ahhh…andai aku punya Samsung galaxy atau IPad. Sudah tentu aku bisa menghemat lebih banyak kertas. Tapi buat tu gadget, gue musti nabung setaun kaliiii. So… how to deal?
Yang sekiranya bahannya dikit, gue catet aja. Yang banyak bahannya, pinjem bukunya. Kalau ada kamera digital, foto aja terus pindah ke laptop. Tapi yang kayak gini jangan keseringan, kasian mata gue kalo liat monitor terus. Gue pernah nyoba soalnya. Mata gue capek bo! Ternyata benar kata kitab suci nabi Muhammad SAW, membaca (buku) itu penting dan…menyegarkan! Oh, I love reading so much!
List yang selanjutnya, that is laundry. This section relating with my beauty skin. Lo semua tau sendiri kan, Jogja itu panas banggeeett. Apalagi di daerah gue plus gue yang sering keluar-keluar. Jangan heran deh kalau tiap balik ke Bandung, wajah gue agak ‘special’ dengan saudara gue yang lain. Ow, before, thanks for my Sister, Nadia, yang udah ngajak perawatan. it is usefull sist, kulit wajah gue kembali lembut dan cerah. Tinggal bintik-bintik hitam bekas jerawat. But it doesn’t matter. Sooner it will lost from my fave, and I will not let it ever and ever come again! Kasian kan sama cowok-cowok yang suka sama gueee…, mereka pasti sedih liat wajah gue ada bintang hitam-nya. Hahahahahahahahahahaha, naajjongg!! Ok, gue maklum kalo londrian gue banyak. Gue sering berkeringat dan gue agak aktif jadi celana gue sering kotor. Apalagi jilbab dan daleman kerudung. Seminggu gue bisa londri baju ampe 15.000-20.000. Di daerah gue kondri perkilo 2500, sedangkan di bandung (daerah gue) harga perkilo sekitar 4000-6000. Haduh, duit londri kalo dipake nyewa film dapet berapa tuh? Dan… ya… lumayan ngirit lah. Di jogja, 15.000 udah bisa dipake makan buat dua hari. How to deal guys?
Jawabannya, gue nyuci sendiri. Dan gue nggak merasa keberatan buat nyuci baju gue sendiri meskipun kulit tangan jadi agak kasar-kasar gitu… (HIKS HIKS HIKS!!) Untung cowok gue bisa nerima. Bocoran dikit nih, cowok gue agak mengkerut (alisnya) pas tau telapak tangan gue kasar. Soalnya, kulit telapak tangan dia nggak kasar. Sekali lagi, nggak kasar alias halus. Serius. Tapi setelah gue ceritakan panjang lebar kali panjang, dia ber-“Ohh…” terus dia senyum gitu dehhh… owowowowowoww. Hal terindah kalo pacaran itu salah satunya adalah bisa saling pengertian. “Kalau selese nyuci, jangan lupa pake lotion ya? Biar enggak kering.” Lanjutnya. Gue jadi curiga, jangan-jangan cowok gue nyuci baju sendiri juga ya? Ampe tau gitu, hahaha.
But the best reason of why I prefer wash by myself is : Gue punya fasilitas lengkap buat nyuci! Jadi, kenapa musti gue sia-siain…?? Gue punya banyak ember di kos. Air mengalir dengan lancar dan bersih, dan gue selalu bayar air+listrik. Tempat nyuci juga nyaman dan bersih, berkeramik pula (ya iyalah!). Udah gitu, di tempat gue kan cuacanya panas, jadi kalau jemur baju pasti cepet kering dan gue enggak perlu bayar sinar matahari buat ngeringin baju gue (gue suka yang gratisan bo!). Dan, yang paling gue suka, gue cukup beli detergen 2 sachet alias Rp.1000 untuk cucian sekitar 15000…!! Gue punya banyak hanger dan tempat jemuran di kos juga ada. Setrika? Gue punya kok.
So, tunggu apalagi? Gunakan waktu luang untuk mencuci baju. Lagian, nyuci enggak tiap hari kok. Habis sholat shubuh, rendem cucian. Sambil nunggu ngerendem, kita bisa baca qur’an, peregangan, baca buku, nonton kuliah shubuh di TV, ato bangunin anak-anak kos yang belum pada sholat. Oiya, kegiatan nyuci, jemur baju, ngangkat baju, nyetrika, ampe lipet baju itu olahraga! Buktikan deh, berapa kalori yang kebakar dalam proses cuci-mencuci. Oh…. Aku sukaa…
Menuju list yang selanjutnya adalah, pulsa. And how to deal about this is :
Gue udah mengurangi internetan yang kurang penting alias facebook-an. Haduh, kalau udah ketemu facebook, gue bisa tiga jam buka-buka profil ma ‘nyuri’ informasi dari orang laen! Akhirnya, tugas gue keteteran dan nambah lagi deh ngetem depan laptop buat internetan. Mulai sekarang, yaa… gue enggak langganan lagi sih, gue sekarang ke warnet aja kalau harus nyari informasi. Lumayan, ke warnet gue paling abis 5000. Daripada 100.000 perbulan tapi akses internet nya nggak tiap hari gue pake. FYI, pake hotspot di beberapa spot kampus gue agak…Lola lola lolitaaaa. Gue suka yang aksesnya cepet kayak kuda perang (maksud lo??). Dan, untuk pulsa telekomunikasi. Gue lebih sering pake sms. Whatever. Kalo emang dia perlu pake telpon gue, biar sono aja yang telpon. Hayo, keras-kerasan siapa yang harus telpon! Wakakakakaka. Sori jek! Gue sih, slow aja pake sms… cuz gue belum punya BB. Inget ‘BELUM’, you know, it’s mean what? What you mean deh, gue ngikut aja (Krek-bruketek!).
The last list adalah… jajan dan makan. How to deal??
Halah... masaah jajan ma makan agak mudah, makanya ada di list terakhir. Soalnyaaaaaa.... kadang cowok gue yang traktirin makan! Hahahahahahahahahaha. Gue suka. Gue suka. Gue sukaaaa banget! I love you so much deh! Prikitew.
Sebenarnya ada sih ide buat nambahin uang jajan. Dengan kerja part-time atau berwiraswasta. Tapi, berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami. Saya merasa jadi tidak konsisten dengan tugas utama saya, alias mengerjakan skripsi. Dan, cowok gue juga bilang, fokus aja di skripsi. Keluarga gue juga bilang gitu... Oh, terimakasih. Terimakasih. Gue akan berusaha sekuat tenaga, hingga titik darah pengahbisan! (kayak Naruto aja yang mau nyelametin temennya...)
Sebagai kata penutup, meskipun berat: Oh, indahnya hidup ini… menghemat… menghemat… (Gue nggak tau wajah gue ekspresinya kayak gimana setelah nulis catetan ini).
Jumat, 24 September 2010
Selamat Datang Adik-Adikku, di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Tiga buah motor bergerombol dihadapan saya, semuanya tampak masih baru. Dengan tawa dan obrolan ringan para penumpang. Wajah mahasiswa baru. Masih fresh, terlihat SMA, dengan aura percaya diri yang luar biasa. Saya tersenyum melihat mereka. Persis seperti saya dan teman-teman dahulu, saat menginjaki hari di awal masa perkuliahan . Terus terang, saya senang menginjaki dunia perkuliahan yang terkesan lebih menantang! Saya benar-benar merasakan hal itu. Tantangan.
Pikiran saya tiba-tiba menjadi resah. Ada kekhawatiran yang timbul jika senyum-senyum itu lenyap sebelum waktunya. Sebelum lulus dari masa kuliah dan kembali ke kampung halaman mereka. Kembali pada keluarga yang menantinya di rumah. Kembali pada orang tua yang telah memfasilitasi masa perkuliahan mereka.
Take care sist…
Saya menghela nafas. Saya hanya bisa berpesan pada angin. Tolong jaga mereka. Jaga adik-adik saya yang masih hijau dalam menjalani titian ini. Tetapkan niat tulus mereka untuk mencari ilmu. Bertahan di perantauan mencari ilmu. Tetaplah pada semangat kalian, pada jiwa eksplorasi yang tinggi hingga menerjang batas kewajaran.
Keep pray to your God… Your Guard…
Jangan lupa sembahyang. Jangan lupa pada Tuhan yang senantiasa memperhatikan kalian. Meski orang tua kalian jauh dari pandangan mata, tapi doa mereka selalu dipanjatkan setiap malam, menitipkan kalian pada Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Jangan takut, jangan menangis, dan jangan khawatir. Jika ada satu yang menghalangi dan mengganggu langkah kalian. Itulah cobaan. Yang tidak datang hanya dalam sekali waktu. Namun datang berkali-kali hingga kalian terjatuh pada jurang kesesatan dan keputusasaan. Jangan takut untuk tegak berdiri diatas integritas kalian. Kalian tidak sendiri. Masih banyak jalan dan orang lain yang selalu siap berdiri disamping kalian.
Selamat datang di kampus yang LUAR BIASA.
Saya katakan kampus ini luar biasa. Kalian datang pada tempat yang tepat. Tempat mencari ilmu yang unik, penuh kejutan, tantangan, resiko, dan tuntutan kemandirian yang kuat. Jangan sampai kalian terjatuh dan terlena oleh buaian waktu dan atmosfir kampus bergedung kembar. Temukan hal yang luar biasa didalamnya. Kakak tidak akan mengumbarnya dalam tulisan ini.
Kakak sayang kalian. Selamat berjuang.
Pikiran saya tiba-tiba menjadi resah. Ada kekhawatiran yang timbul jika senyum-senyum itu lenyap sebelum waktunya. Sebelum lulus dari masa kuliah dan kembali ke kampung halaman mereka. Kembali pada keluarga yang menantinya di rumah. Kembali pada orang tua yang telah memfasilitasi masa perkuliahan mereka.
Take care sist…
Saya menghela nafas. Saya hanya bisa berpesan pada angin. Tolong jaga mereka. Jaga adik-adik saya yang masih hijau dalam menjalani titian ini. Tetapkan niat tulus mereka untuk mencari ilmu. Bertahan di perantauan mencari ilmu. Tetaplah pada semangat kalian, pada jiwa eksplorasi yang tinggi hingga menerjang batas kewajaran.
Keep pray to your God… Your Guard…
Jangan lupa sembahyang. Jangan lupa pada Tuhan yang senantiasa memperhatikan kalian. Meski orang tua kalian jauh dari pandangan mata, tapi doa mereka selalu dipanjatkan setiap malam, menitipkan kalian pada Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Jangan takut, jangan menangis, dan jangan khawatir. Jika ada satu yang menghalangi dan mengganggu langkah kalian. Itulah cobaan. Yang tidak datang hanya dalam sekali waktu. Namun datang berkali-kali hingga kalian terjatuh pada jurang kesesatan dan keputusasaan. Jangan takut untuk tegak berdiri diatas integritas kalian. Kalian tidak sendiri. Masih banyak jalan dan orang lain yang selalu siap berdiri disamping kalian.
Selamat datang di kampus yang LUAR BIASA.
Saya katakan kampus ini luar biasa. Kalian datang pada tempat yang tepat. Tempat mencari ilmu yang unik, penuh kejutan, tantangan, resiko, dan tuntutan kemandirian yang kuat. Jangan sampai kalian terjatuh dan terlena oleh buaian waktu dan atmosfir kampus bergedung kembar. Temukan hal yang luar biasa didalamnya. Kakak tidak akan mengumbarnya dalam tulisan ini.
Kakak sayang kalian. Selamat berjuang.
Rabu, 18 Agustus 2010
Folder dengan nama samaran Ariel
Coba cek deh laptop saya, Mr. Acc. Teman curhat saya selain sujud sholat.
Ada sebuah folder, setelah saya buka, saya kaget ketika melihat konten folder tersebut, Abdakadabra!!
Ternyata selama saya bersanding dengan Mr. Acc, saya sudah mempunya tulisan bejibun yaa?? (bibir kanan saya ketarik 2 cm, yang kiri tidak).
Tidak terasa, jari-jari ini dengan baik mentransfer apa yang kepala pikirkan, selama lebih dari 3 tahun. Nanti siang kita pedi-medi sebagai ucapan terimakasih.
Banyak hal yang sudah saya tuliskan. Cinta, perjuangan, review lirik lagu, dan bahasa mendominasi folder Ariel. Saya juga heran, padahal dalam kehidupan sehari-hari saya, sepak terjang di dunia tersebut masih terbilang minim. Tapi tidak apa-apa, saya menghargai kepala saya. Mungkin ada urat yang konslet sehingga apa yang saya pikirkan tidak sejalan dengan apa yang biasanya saya lakukan. (Is it a little piece of a hypocrate? No.)
Semenjak saya menyadari hal itu, saya rajin menulis, lagi. Lagi-lagi di Mr.Acc. Saya takut sebenarnya banyak-banyak curhat via Mr.Acc. Laptop saya kan sering dioper kesana kemari, nanti isi perut saya ketauan, hahaha. Maklum, semiskin-miskinnya saya, saya baik hati untuk meminjamkan apa yang yang saya punya untuk kebakan (asal jangan dipake nonton Ariel ya? kecuali kalo saya diajak. hahaha! Just kid.)
Saya memang merasakan tekanan blow yang luar biasa setelah mengeluarkan unek-unek lewat tulisan. Dahsyat deh. Satu jam menulis, nggak kerasa. satu hal yang saya pesankan pada teman-teman semua, tulislah dengan niat yang baik, dengan prasangka yang baik, konten yang baik, juga dengan pikiran yang baik.
Jangan menulis hal-hal yang nambahin dosa. Perlu pake contoh? seperti tulisan yang menyinggung orang lain (beda loh menyinggung dengan mengkritik), yang isinya jorok (bikin something wet out inside your undies), mencaci, berita fitnah, atau menyesatkan. Nggak baik nambah dosa.
Ok deh, tetep menulis buat temen-temen. Nanti link ke saya aja kalo temen-temen udah nulis. Saya seneng baca kok, baca pikiran juga boleh, hahaha.
notes: mau tau nama foldernya? Saya rahasiakan. Saya kasih nama samaran aja Ariel.
Ada sebuah folder, setelah saya buka, saya kaget ketika melihat konten folder tersebut, Abdakadabra!!
Ternyata selama saya bersanding dengan Mr. Acc, saya sudah mempunya tulisan bejibun yaa?? (bibir kanan saya ketarik 2 cm, yang kiri tidak).
Tidak terasa, jari-jari ini dengan baik mentransfer apa yang kepala pikirkan, selama lebih dari 3 tahun. Nanti siang kita pedi-medi sebagai ucapan terimakasih.
Banyak hal yang sudah saya tuliskan. Cinta, perjuangan, review lirik lagu, dan bahasa mendominasi folder Ariel. Saya juga heran, padahal dalam kehidupan sehari-hari saya, sepak terjang di dunia tersebut masih terbilang minim. Tapi tidak apa-apa, saya menghargai kepala saya. Mungkin ada urat yang konslet sehingga apa yang saya pikirkan tidak sejalan dengan apa yang biasanya saya lakukan. (Is it a little piece of a hypocrate? No.)
Semenjak saya menyadari hal itu, saya rajin menulis, lagi. Lagi-lagi di Mr.Acc. Saya takut sebenarnya banyak-banyak curhat via Mr.Acc. Laptop saya kan sering dioper kesana kemari, nanti isi perut saya ketauan, hahaha. Maklum, semiskin-miskinnya saya, saya baik hati untuk meminjamkan apa yang yang saya punya untuk kebakan (asal jangan dipake nonton Ariel ya? kecuali kalo saya diajak. hahaha! Just kid.)
Saya memang merasakan tekanan blow yang luar biasa setelah mengeluarkan unek-unek lewat tulisan. Dahsyat deh. Satu jam menulis, nggak kerasa. satu hal yang saya pesankan pada teman-teman semua, tulislah dengan niat yang baik, dengan prasangka yang baik, konten yang baik, juga dengan pikiran yang baik.
Jangan menulis hal-hal yang nambahin dosa. Perlu pake contoh? seperti tulisan yang menyinggung orang lain (beda loh menyinggung dengan mengkritik), yang isinya jorok (bikin something wet out inside your undies), mencaci, berita fitnah, atau menyesatkan. Nggak baik nambah dosa.
Ok deh, tetep menulis buat temen-temen. Nanti link ke saya aja kalo temen-temen udah nulis. Saya seneng baca kok, baca pikiran juga boleh, hahaha.
notes: mau tau nama foldernya? Saya rahasiakan. Saya kasih nama samaran aja Ariel.
Selasa, 27 Juli 2010
Unek-Unek buat Sinetron KCB (Kecewa ah).
Terus terang saya suka sama film Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2, meskipun saya tidak menonton terlebih dahulu novelnya. Saya juga senang saat film KCB akan hadir di RCTI, terlebih lagi akan dijadikan sinetron.
Tapi sayang, baru saja menonton sekitar 2 episode, saya sudah kecewa dengan sinetron tersebut. Baik secara akting pemain maupun konten sinetron. Kesannya, sinetron ini malah nggak ada beda dengan sinetron lainnya, alurnya udah bisa ditebak!
Saya jadi kecewa dengan sinetron KCB yang sedang diputar saat ini di RCTI.
Kenapa? Banyak adegan dan tindakan yang nggak logis dalam sinetron tersebut. Hal ini, menurut saya, malah mencoreng kualitas Film KCB yang sudah diputar sebelumnya. Nih salah satunya:
Azam : Di film KCB, karakter Azam sangat tenang, kalem, murah senyum, low profil, tegas. Nah, di sinetron ini kok Azam jadi sering sewot? Apalagi pas lagi bertengkar sama Ana. 'Ih, kayak sinetron biasanya'. Jadi bingung, karakter Azam absurd.
Ana : Masa dia mudah percaya sama Aprilia? Padahal integritas Ana di film KCB udah keliatan kentel banget, seperti lemah lembut, ucapan dan pikirannya smart. Aneh kan, kok orang pinter bisa mudah terpengaruh dengan ucapan Aprilia. Padahal Ana tau si Aprilia pecandu narkorba dan tingkah lakunya enggak beres. Apa karena alasan cinta? Haduh, saya aja yang nggak smart, kalau berada di posisi Ana, bakal percaya sama Azam kali... Dalam sinetron ini juga, karakter Ana kok jadi cepet tersinggung? Absurd.
Selain itu, terdapat adegan-adegan yang aneh (katanya disebut jumping ya?). Nih, salah satunya :
1. Ketika bokapnya Aprilia mau ngasih titipan kepada Aprilia. Kenapa Hasna bisa langsung tau kalau dalam keresek putih itu, tanpa dibuka, adalah Narkoba (putau)? Aneh. Emang sih di episode sebelumnya, bokap Aprilia ketauan nitip Putau...tapi kan tempatnya beda (kotak kecil)...
2. Raut Muka Husna. Kayaknya lebay deh ekspresi khawatir atau takutnya.
Mungkin gitu aja deh unek-unek buat sinetron KCB. Mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan dengan hati pembaca. Hehehe...
Tapi sayang, baru saja menonton sekitar 2 episode, saya sudah kecewa dengan sinetron tersebut. Baik secara akting pemain maupun konten sinetron. Kesannya, sinetron ini malah nggak ada beda dengan sinetron lainnya, alurnya udah bisa ditebak!
Saya jadi kecewa dengan sinetron KCB yang sedang diputar saat ini di RCTI.
Kenapa? Banyak adegan dan tindakan yang nggak logis dalam sinetron tersebut. Hal ini, menurut saya, malah mencoreng kualitas Film KCB yang sudah diputar sebelumnya. Nih salah satunya:
Azam : Di film KCB, karakter Azam sangat tenang, kalem, murah senyum, low profil, tegas. Nah, di sinetron ini kok Azam jadi sering sewot? Apalagi pas lagi bertengkar sama Ana. 'Ih, kayak sinetron biasanya'. Jadi bingung, karakter Azam absurd.
Ana : Masa dia mudah percaya sama Aprilia? Padahal integritas Ana di film KCB udah keliatan kentel banget, seperti lemah lembut, ucapan dan pikirannya smart. Aneh kan, kok orang pinter bisa mudah terpengaruh dengan ucapan Aprilia. Padahal Ana tau si Aprilia pecandu narkorba dan tingkah lakunya enggak beres. Apa karena alasan cinta? Haduh, saya aja yang nggak smart, kalau berada di posisi Ana, bakal percaya sama Azam kali... Dalam sinetron ini juga, karakter Ana kok jadi cepet tersinggung? Absurd.
Selain itu, terdapat adegan-adegan yang aneh (katanya disebut jumping ya?). Nih, salah satunya :
1. Ketika bokapnya Aprilia mau ngasih titipan kepada Aprilia. Kenapa Hasna bisa langsung tau kalau dalam keresek putih itu, tanpa dibuka, adalah Narkoba (putau)? Aneh. Emang sih di episode sebelumnya, bokap Aprilia ketauan nitip Putau...tapi kan tempatnya beda (kotak kecil)...
2. Raut Muka Husna. Kayaknya lebay deh ekspresi khawatir atau takutnya.
Mungkin gitu aja deh unek-unek buat sinetron KCB. Mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan dengan hati pembaca. Hehehe...
Kamis, 14 Januari 2010
Cukup tahu saja
Dia hebat, aku cukup tahu saja. Tidak perlu kenal.
Dia cantik, aku cukup tahu saja, tidak perlu kenal.
Dia mengagumkan, pastikan aku biasa saja. Tidak mengharap.
Dia pernah menjadi inspirasiku, cukup jadi pelajaran saja.
Tidak perlu disesali.
Tidak perlu disesali jika semua ini dia yang menginspirasi.
Tidak perlu disesali, meski sampai saat ini aku menyesali.
Aku mengingatnya.
Sakit.
Karena dia telah bersama orang lain.
Pastikan aku akan lebih baik darinya.
Kamu tahu tidak? Sebenarnya aku suka kamu.
Kamu tahu tidak? Sebenarnya aku cemburu dengan apa yang telah kamu peroleh.
Kamu hebat.
Dan kuat.
Aku suka itu.
Meski kamu tak terkenal yang seharusnya, kamu pasti diingat.
Dia cantik, aku cukup tahu saja, tidak perlu kenal.
Dia mengagumkan, pastikan aku biasa saja. Tidak mengharap.
Dia pernah menjadi inspirasiku, cukup jadi pelajaran saja.
Tidak perlu disesali.
Tidak perlu disesali jika semua ini dia yang menginspirasi.
Tidak perlu disesali, meski sampai saat ini aku menyesali.
Aku mengingatnya.
Sakit.
Karena dia telah bersama orang lain.
Pastikan aku akan lebih baik darinya.
Kamu tahu tidak? Sebenarnya aku suka kamu.
Kamu tahu tidak? Sebenarnya aku cemburu dengan apa yang telah kamu peroleh.
Kamu hebat.
Dan kuat.
Aku suka itu.
Meski kamu tak terkenal yang seharusnya, kamu pasti diingat.
Let Me Alone for a While
Aku butuh waktu untuk diriku sendiri,
Aku ingin keluar dari penat pikiran yang tak jelas realisasinya.
Aku ingin merenungi apa yang telah aku lakukan,
Cih!
Memangnya siapa kamu? Sehebat apa kamu? Sampai sok’ harus merenung!
Kamu merenungi apa? Menjalani hari saja kamu tidak becus!
Mau kamu apa sekarang? Pikirkanlah itu.
Apa manfaatnya untuk kamu, apa hubungannya dengan masa depanmu?
Usiamu berapa??
Mau hidup sampai mana??
JANGAN!!
Kumohon, jangan berbicara tentang hidup.
Aku tak kuat. Aku tak mampu.
Aku tak bisa berbicara tentang hidup sejauh itu.
Aku malu.
Aku takut hingga tangan ku bergetar untuk menulis kata,
H I D U P
Kautelahmenghancurkanku.Maaf.
Aku ingin keluar dari penat pikiran yang tak jelas realisasinya.
Aku ingin merenungi apa yang telah aku lakukan,
Cih!
Memangnya siapa kamu? Sehebat apa kamu? Sampai sok’ harus merenung!
Kamu merenungi apa? Menjalani hari saja kamu tidak becus!
Mau kamu apa sekarang? Pikirkanlah itu.
Apa manfaatnya untuk kamu, apa hubungannya dengan masa depanmu?
Usiamu berapa??
Mau hidup sampai mana??
JANGAN!!
Kumohon, jangan berbicara tentang hidup.
Aku tak kuat. Aku tak mampu.
Aku tak bisa berbicara tentang hidup sejauh itu.
Aku malu.
Aku takut hingga tangan ku bergetar untuk menulis kata,
H I D U P
Kautelahmenghancurkanku.Maaf.
Promenade
Aku melihat bangku kayu, berwarna putih, ukirannya halus dan rumit, berbahan jati emas, dibelakangnya terdapat pohon anggur yang rindang, melingkari bangku putih itu.
Aku melihat kolam kecil, airnya bening, ditengahnya terdapat air mancur. Ukiran batu seorang dewi tersenyum sambil memegang kendi, rambutnya panjang bergelombang, memakai bandana daun, bergaun sutra khas Yunani kuno.
Aku melihat jalan setapak dari batu alam, berwarna abu gelap, dan daun-daun kecil berjatuhan diatasnya, bergemersik.
Aku melihat sangkar burung merpati, dengan pintu terbuka. Dua ekor burung merpati putih terbang rendah melingkar-lingkar diatas sangkarnya. Saling bercicit riang layaknya nyanyian perkawinan merpati.
Aku melihat matahari dibalik awan, hangat menyinari taman, bunga-bunga memantulkan warnyanya. Ungu, kuning, merah, putih, hijau…entah apa nama bunganya. Berbeda-beda. Berganti-ganti seperti screen saver di komputerku.
Aku melihat diriku, duduk diatas bangku kayu itu, bersandar, dengan mata terpejam kunikmati hangatnya mentari, menghirup udara segar, dengan nafas teratur, kubiarkan angin sepoi-sepoi memainkan rambutku, menggelitik kulitku, mengayun-ayun ujung gaun putihku,
Pikiranku tenang saat itu, sangat tenang…
Jangan kau ganggu tulisanku… Biarkan aku seperti itu…
Aku melihat kolam kecil, airnya bening, ditengahnya terdapat air mancur. Ukiran batu seorang dewi tersenyum sambil memegang kendi, rambutnya panjang bergelombang, memakai bandana daun, bergaun sutra khas Yunani kuno.
Aku melihat jalan setapak dari batu alam, berwarna abu gelap, dan daun-daun kecil berjatuhan diatasnya, bergemersik.
Aku melihat sangkar burung merpati, dengan pintu terbuka. Dua ekor burung merpati putih terbang rendah melingkar-lingkar diatas sangkarnya. Saling bercicit riang layaknya nyanyian perkawinan merpati.
Aku melihat matahari dibalik awan, hangat menyinari taman, bunga-bunga memantulkan warnyanya. Ungu, kuning, merah, putih, hijau…entah apa nama bunganya. Berbeda-beda. Berganti-ganti seperti screen saver di komputerku.
Aku melihat diriku, duduk diatas bangku kayu itu, bersandar, dengan mata terpejam kunikmati hangatnya mentari, menghirup udara segar, dengan nafas teratur, kubiarkan angin sepoi-sepoi memainkan rambutku, menggelitik kulitku, mengayun-ayun ujung gaun putihku,
Pikiranku tenang saat itu, sangat tenang…
Jangan kau ganggu tulisanku… Biarkan aku seperti itu…
Langganan:
Postingan (Atom)