Senin, 20 September 2010

Menulis dengan Hati Riang Gembira, Hahaha.

Folks! Saya dapet satu pencerahan hari ini. Kronologis dimulai dari jam sepuluh pagi. Ketika saya melanjutkan novel Memori, antara Jo dan Angki. Sudah dua hari tidak saya sentuh tulisan itu. Sengaja, biar refresh dulu pikirannya. Ternyata banyak juga kata-kata yang nggak enak dibaca. Hahaha, saya jadi editor novel saya sendiri, dan pembaca setia novel saya sendiri juga. (Kaciaaan deh lo!)
1. Banyak kalimat-kalimat yang mandek. Stuck. Ya udah, saya tinggal. Laptop saya matikan lagi. Ada emosi yang meluap ketika itu. Saya kesel, kok novel saya nggak selesai-selesai ceritanya?? Ujungnya mana?? Jangan kayak planet Bumi dong! Nggak berujung sama sekali. Thanks buat penjelajah yang sudah membuktikan bahwa bumi itu bulat. (Napoleon apa Marco Polo ya? Lupa, lesson SD sih.)
2. Selain itu saya kesal sama my ex-boy. Kami bertemu di reunion, tapi jutek banget ih!
‘Biasa aja kali, emangnya gue masih ngecengin lo?? Sori-sori-sori Jack!’ (keong racun.com)
3. Terus kesel juga sama anak ke-9. Lupa dia naro digicam! Padahal ada foto yang mau ku aplod. Eughhh…!!

Mita Matinah sedang dilanda amarah, hati-hati, jangan berani mendekat…!!!

Beberapa jam setelah itu, saya membaca buku. Ada setumpuk buku diatas meja, di depan saya. 4 buah buku Twilight Saga, Kucing – Fahd, The Old Man and The Sea – Ernest Hemingway, Asbabulngawur, dsb. Oya, saya mau kritik dong sama pengalih bahasa novel Ernest ini, sumpah, enggak enak dibacanya! Masih enakan english version-nya.
Kembali ke tulisan saya.
Tadi sampai mana? Atau mau dimulai dari mana?
Oya, dari beberapa buku diatas nggak ada yang sampai tamat saya baca, hati saya masih dilanda amarah dan kesal. Tapi itu tidak berlanjut hingga saya membaca buku Dzikir Orang-Orang Sukses karya Aam Amirudin. Say abaca bagian Dzikir jika sedang dilanda Amarah. Paaaas banget sama kondisi saya sekarang.

Saya baca dengan baik… dan benar…

Alhamdulillah, ternyata dzikir untuk menahan amarah adalah dengan membaca A’udzubillaahiminassyaitonirrajiim.
AMPUH BO…!!! Suer-tekewer-kewer. Saya baca kalimat tersebut berkali-kali, sampai saya benar-benar tenang. Setelah itu saya melanjutkan membaca, oya, ada beberapa tips jika kita sedang marah.
1. Berwudlu. (Marah berasal dari setan, setan berasal dari api. Api dipadamkan dengan air)
2. Diam. (Karena kita ingat ada Alloh yang lebih berhak untuk memarahi kita. Kita hanya secuil makhluk-Nya.)
3. Duduk. (Kalo posisi marah kita sedang berdiri. Kalo posisi marah kita sedang duduk,maka tidurlah. Tapi kalo posisi marah kita sedang tidur? Apa yang harus kita lakukan? Sujud.) Ingat kalo kita marah, jangan langsung ambil posisi doggy style, missionaries, 69, atau WOT, okey?? Hahahaha, becanda Jack!

Ternyata, setelah kondisi saya tenang, saya bisa menulis kembali. Saya menyalakan laptop, dan Alhamdulillah… Novel dapat saya review dengan baik. Ceilee…! Bahasanya udah kaya editor beneran aja.
Ya… intinya, gitu deh. Kalau perasaan dan pikiran kita tenang, semuanya bisa berjalan dengan baik. Apalagi kalau hatinya riang gembira.
Sukses deh buat gue! Hahahahaha.

Tidak ada komentar: